KISAH
RENUNGAN - RENUNGAN BAGI YANG SIBUK BERKARIR
Berikut merupakan KISAH RENUNGAN yang saya ambil dari
http://kisah-renungan.blogspot.co.id/2010/01/renungan-bagi-yang-sibuk-berkarir.html.
Selamat membaca.
Buah hati merupakan
titipan ilahi sekaligus amanah dari Sang Maha Pencipta, akantetapi
karena kesibukan kita mencari nafkah untuk keluarga sehari-hari
hingga kita sebagai orang tua tidak bisa menyediakan sedikit waktunya
hanya sekedar memerhatikan hak seorang anak untuk mendapatkan
perhatiannya, kasih sayang dari seorang ayah atau ibunya. Mungkin
dari kisah nyata berikut dapat kita ambil hikmah yang terkandung di
dalamnya dan sebagai cerminan bagi kita semua.
"Kok, belum
tidur ?" sapa Rudi sambil mencium anaknya.
Biasanya Imron
memang sudah tidur ketika ia pulang kerja dan baru terjaga ketika ia
akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti
sang Papa menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu
Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Loh tumben,
kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
"Ah, enggak Pa.
Pengen tahu aja" ucap Imron singkat.
"Oke. Kamu
boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan
dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji
Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"
Imron berlari
mengambil kertas beserta pensilnya dari meja belajar sementara
Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak
menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari sambil
mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk
10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.
"Wah, pinter
kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Rudi.
Tetapi Imron tidak
beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Imron kembali
bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"
"Sudah, nggak
usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa
capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi Papa......."
"Tapi Papa......."
Kesabaran Rudi pun
habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Imron.
Anak kecil itu pun berbalik lalu menuju kamarnya.
Usai mandi, Rudi
nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar
tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapati sedang
terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan
mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Papa,
Nak, Papa sayang sama Imron. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam
begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,-
lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Rudi.
"Papa, aku
enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah
menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".
"Iya, iya, tapi
buat apa ?" tanya Rudi lembut.
"Aku menunggu
Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit
aja... Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi,
aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,-
tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka
setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku
kurang Rp. 5.000,- makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Imron
polos.
Rudi pun terdiam. Ia
kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu sanagat erat dengan
perasaan haru. Dia baru menyadari, bahwa ternyata limpahan harta yang
dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli"
kebahagiaan anaknya.
Demikian kisah
renungan yang saya posting kali ini, semoga bermanfaat bagi kita
semua dan mengambil hikmah dari kisah di atas. Terima kasih atas
kunjungannya.
KISAH
RENUNGAN KELUARGA

Belum ada tanggapan untuk "KISAH RENUNGAN - RENUNGAN BAGI YANG SIBUK BERKARIR - KISAH RENUNGAN KELUARGA"
Post a Comment